WAJAH MILENIALS MUSLIM DAN CANDU SOSIAL MEDIA
Article by : Kira khairu
Diagnosis resmi tentang “social media addiction” atau kecanduan social media memang belum kiranya dijumpai, namun gejala dan dampak psikologis serta perubahan perilaku bahkan habit pengunanya sangat bisa dijelaskan dan diamati bersama. Bagaimana sosial media didesain untuk penggunanya agar bisa berlama-lama berselancar dan tanpa sadar menghasilkan zat dopamine sebagaimana saat seseorang merokok, berjudi, bahkan saat mengkonsumsi narkoba. Dengan kata lain ini sangat addictive atau kecanduan intensitas penggunaan sosial media yang kuat pada generasi milenial dan utamanya pada generasi muda muslim di Indonesia.
Dr. Anna Lembke, seorang expert dibidang addiction dan kepala klinik diagnosis ganda di Universitas Stanford (yang melayani orang-orang dengan lebih dari satu gangguan) mengungkapkan bahwa kecanduan hebat terhadap social media sangat berbahaya untuk aktivitas otak manusia. Psikiater berusia 53 tahun berkacamata ini menyebut bahwa menyebut smartphone sebagai "jarum hipodermik modern" : kita beralih ke social media dengan cepat, mencari perhatian, validasi, dan gangguan dengan setiap komentar, suka, dan tweet.
Tanpa kita sadari bahwa tidak didapati aturan yang khusus dan ketat pada setiap usia yang berpotensi mengunakan sosial media secara berlebih tanpa digunakan pada produktivitas dalam kesehariannya, bagaimana tidak? sekitar 400 juta pengguna aktif bulanan di Instagram, lebih dari 80 juta foto diunggah setiap hari, ada 3.5 miliar suka instagram per hari, lebih dari 40 miliar foto telah dibagikan sejauh ini dan 90 persen pengguna instagram berusia di bawah 35 tahun, instagram juga mengunggah video lebih dari 5 juta dibagikan dalam 24 jam dan hal ini merupakan perputaran dalam waktu yang relative singkat.
Penulis dalam hal ini ingin mengungkap betapa destruktifnya seseorang yang memiliki kecanduan pada social media dalam hal ini (milenial muslim), jika ada seseorang yang kehilangan dirinya sendiri menghabiskan waktu berjam-jam dengan scrolling random videos, photo, social media lagi dan lagi tanpa sadar tentang berapa lama,tuuannya maka seseorang itu tidak sendirian, ahli menyebut :
"In a 2019 survey, 40% of individuals in the United States aged 18–22 years reported that they felt addicted tosocial media" - Medical News Today
Terlihat media sosial bisa tampak seperti kesenangan, tempat pelampiasan sepi dan santai, namun sebenarnya memiliki efek signifikan pada otak penggunanya. Setiap kali seseorang log in ke aplikasi favoritnya, sinyal dopamin di otak akan meningkat. Neurotransmiter ini berhubungan dengan kesenangan. Ketika seseorang mengalami lebih banyak dopamin setelah menggunakan media sosial, otak mengidentifikasi aktivitas ini sebagai aktivitas menyenangkan yang harus diulangi. Reaksi seperti itu mungkin lebih terasa setiap kali seseorang membuat postingan sendiri dan mendapatkan umpan balik positif dari teman/pengikut seperti berbalas komentar,berbalas sticker.
Perasaan positif yang dialami selama penggunaan media sosial hanya bersifat sementara. Cara otak seseorang terlibat dalam cara kera reaksi kimia dalam otak ini juga terlihat pada kecanduan lainnya. Jadi, saat dopamin yang terasa menyenangkan habis, mereka akan kembali ke sumbernya (dalam hal ini, media sosial).
Beberapa kemungkinan dampak media sosial pada muslim milenials meliputi:
1. Low self esteem atau harga diri rendah, muslim muda idealnya mampu percaya diri dengan agama dan anutan yang dibawanya, namun dengan kecanduan ini juga didorong oleh persepsi yang salah bahwa kehidupan orang lain, keyakinan orang lain "lebih baik" daripada dirinya sebagai seorang muslim.
2. Sering mengisolasi diri dan kesepian, sebagai seorang cendikiawan yang gemar berdakwah dan menyampaikan nilai nilai islam, aktivias mengisolasi diri tentu mengganggu iman dalam kurun waktu yang panjang, kecanduan akan social media membuat mereka asik dan menghabiskan waktu sendiri.
3. Kecemasan atau depresi timbulnya gangguan kecemasan sosial takut ketinggalan (FOMO), yang dapat menyebabkan lebih banyak penggunaan media sosial pola tidur yang dianurkan Rasulallah terganggu,waktu shalat dan ibadah ibadah yang lain terutama jika menggunakan media sosial tepat sebelum tidur.
4. Penurunan aktivitas fisik, yang dapat mempengaruhi kesehatan keseluruhan nilai atau kinerja kerja yang memburuk
Lalu Bagaimana cara seorang muslim mengetahui apakah kita memiliki kecanduan media sosial?
Kita dapat bertanya pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mengidentifikasi kecanduan media sosial:
• Apakah kita menjadi gelisah dan bermasalah ketika tidak menggunakan media sosial? Daripada sehari tidak membaca Al-Qur’an misalnya
• Apakah kita selalu merencanakan untuk bermain berlama-lama menggunakan media sosial?
• Apakah kita memiliki dorongan yang meningkat untuk menggunakan media sosial?
• Apakah kita menggunakan media sosial sebagai pelarian dari masalah pribadi?
• Apakah mereka menjadi gelisah dan bermasalah ketika tidak menggunakan media sosial?
• Apakah penggunaan media sosial kita memiliki atau pernah punya efek negatif pada pekerjaan ibadah kita?
Jika seseorang atau kita menjawab “iya” untuk beberapa pertanyaan ini, kita mungkin memiliki kecanduan media sosial. Dalam beberapa kasus, kita harus pandai refleksi diri, berdoa dan menghabiskan waktu dengan berbuat amal shalih dan ibadah yang sempurna.
Untuk milenials muslim dengan lingkungan era digital hari ini, mengatur waktu dan membedakan mana keuntungan keuntungan dan kerugian dari social media idealnya dipertimbangkan dan diperhatikan dengan baik. Arikel ini dibuat sebagai refleksi untuk kita semua sebagai seorang muda generasi muslim yang berharap ridho dan bisa melakukan amalan terbaik sebelum kematian berlabuh dalam diri setiap kita umat manusia.
Source:
Bhargava, V. R.,et al. (2020). Ethics of the attention economy : The problem of social media addiction.
https://www.cambridge.org/core/journals/business-ethics-quarterly/article/ethics-of-the-attention-economy-the-problem-of-social-
Dixon, S. (2022). Share of online users in the United States who report being addicted to social medias as of April 2019, by age group.
https://www.statista.com/statistics/1081292/social-media-addiction-by-age-usa/
He, Q.,et al. (2017). Brain anatomy alterations associated with Social Networking Site(SNS) addiction.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5362930/
Keles,B.,etal. (2020). Asystematic review : The influence of social media on depression, anxiety, and psychological distress inadolescents.
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/02673843.2019.1590851
Lee, H. H.,etal. (2017). Differences by sex in association of mental health with video gaming or other non academic computer use among US adolescents.
https://www.cdc.gov/pcd/issues/2017/pdf/17_0151.pdf
TheGuardian.com/JamieWaters
No comments:
Post a Comment