Ujian: Tanda Cinta Allah Untuk Hambanya
Banyak dari kita selalu mengeluh tentang masalah-masalah yang Tengah di hadapi. Bahkan banyak yang menyerah dan putus asa karena kurangnya iman dalam diri kita. Padahal, bisa jadi itulah ujian sebagai penggugur dosa yang selama ini kita perbuat. Kita terlalu fokus merasa sudah menjadi orang baik, padahal aib kita terlalu besar jika di perlihatkan. Namun dengan cintanya, Allah menutupi aib kita. Masya Allah...
Masalah merupakan sandangan bagi setiap yang hidup. Allah mendatangkan ujian kepada hambanya dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Masalah-masalah yang menimpa pun sangat jelas berbeda antara satu dan lainnya. Ada yang di uji dari hartanya, perkerjaannya dan mungkin orang terdekatnya yakni keluarga. Allah menguji seorang hamba sesuai dengan kemampuan masing-masing. Allah tidak akan menguji di luar batas kemampuan kita, jadi alasan menyerah dan putus asa itu bukan solusi dari seorang hamba yang bertakwa.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (QS. Al-baqarah ayat 286).
Sejauh apapun menghindar dari masalah, kita tidak akan bisa melawan ketetapan Allah SWT. Karena Allah memberikan nikmat maupun ujian kepada kita tidak akan tertukar antara satu dan lainnya. Itu semua bentuk cinta Allah kepada hambanya sebagai peringatan dan mengetahui sejauh mana kadar keimanannya. Maka dari itu dalam menghadapi dan menyikapi ujian dengan cara yang di contohkan Rasulullah SAW.
1. Beriman kepada takdir
Sebagai seorang manusia harus percaya dan yakin atas takdir yang terjadi.
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash).
Yakinlah bahwa ujian para nabi lebih berat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’d bin Abî Waqqâsh Radhiyallahu anhu:
“Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya” (HR. at-Tirmidzi no. 2398, an-Nasâi no. 7482, & Ibnu Mâjah no. 4523).
2. Perbanyak mengingat dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan tangannya –begini–, maka lalat itu terbang”. (HR. At-Tirmidzi, no. 2497 dan dishahîhkan oleh Al-Albani)
3. Selalu berzikir
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzaab ayat 41).
4. Perbanyak sedekah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
"(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain” (QS. Ali-Imran ayat 134).
5. Selalu sabar
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153).
6. Sholat taubat
Dan sesungguhnya Abu Bakar telah memberitakan sebuah hadits kepadaku, dan Abu Bakar telah berkata jujur, dia berkata, “Aku telah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seseorang pun yang melakukan dosa, lalu dia berdiri kemudian bersuci lalu menunaikan shalat, setelah itu memohon ampun kepada Allâh, kecuali Allâh pasti akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini (yang maknanya), “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allâh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allâh ? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imrân ayat 135).
7. Husnuzhon kepada Allah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir..” (QS. Yusuf: 87).
8. Selalu ada hikmah
Yakinlah bahwa setiap ujian akan ada hikmahnya. Tidak ada ujian yang sia-sia terlewatkan bergitu saja, semua ada alasan tersendiri.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun ayat 115-116).
9. Ujian bentuk cinta Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).
10. Yakin bahwa ujian mampu menghapus dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apa saja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih, sakit, gelisah, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua”. (Muttafaqun ‘alaihi)
11. Semakin besar cobaan, semakin besar pahala
Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda,“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya apabila Allah Ta’ala itu mencintai suatu kaum maka Dia mengujinya. Barang siapa yang rela menerimanya, dia mendapat keridhoan Allah, dan barangsiapa yang murka, maka dia pun mendapat kemurkaan Allah” (H.R.Tirmidzi).
Sesungguhnya pahala besar adalah balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaumnya ia akan menimpakan ujian untuknya. Maka tanamkan sabar dan ikhlas untuk maraih ridhonya
Bersyukurlah jika hari ini masih di beri ujian, masalah, tantangan dan kesulitan. Karena itu adalah tanda cintanya terhadap hambanya.
Penulis : Neneng Nuraliah
Referensi:
https://dalamislam.com/info-islami/cara-menerima-ujian-dari-allah-SWT
No comments:
Post a Comment