Hati-hati dengan hati ❤️



Sahabat L-SIP yang dirahmati Allah SWT...

Dalam prespektif Islam, hati menjadi penentu tiap perasaan, pikiran atau aktivitas yang kita lakukan. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599). Seseorang yang hatinya bersih ia akan memikirkan hal-hal baik sehingga tutur kata yang keluar dari lisannya adalah ucapan yang positif. Kemudian tercermin pula kebaikan pada akhlak dan perilakunya. Selanjutnya hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan menjadikan aktivitas hidupnya dipenuhi kebaikan. Maka dari itu sepatutnya bagi tiap umat muslim untuk senantiasa menjaga hatinya agar tetap sehat, bersih, dan berada dijalan kebaikan yang diridhoi Allah SWT. 

Semua orang pasti menginginkan segala aktivitasnya diridhoi Allah SWT. Namun seringkali kita tidak menyadari bahwa hati kita perlu dibenahi. Melansir buku Melatih Diri Membentuk Akhlak Mulia dan Mengobati Penyakit Hati yang ditulis Al-Ghazali dan diterjemahkan Bahrudin Achmad, setidaknya ada enam penyakit hati diantaranya sebagai berikut:

1. Riya' (Pamer)

Riya' merupakan salah satu perbuatan tercela dalam Islam. Orang yang riya umumnya melakukan amal soleh bukan niat semata-mata hanya karena Allah SWT. Namun lebih jauh dari itu ia ingin dipandang baik oleh manusia dan dikenal sebagai orang yang 'alim. Perilaku ini harus dijauhkan sebab orang yang melakukan riya tidak akan mendapat pahala dari Allah SWT atas perbuatan amal solehnya. Sebagaimana potongan hadits nabi yang artinya "segala sesuatu tergantung pada niatnya". Oleh karena itu, riya' menjadi salah satu penyebab rusaknya hati.  

2. Hasad dan Husud (Iri Dengki)

Iri artinya tidak senang dengan apa yang dimiliki orang lain, sedangkan dengki adalah bentuk amarah dari rasa iri tersebut. Perilaku ini harus dihindari karena dapat memutus tali persaudaraan antar umat Muslim. Selain itu hal ini dapat merugikan diri sendiri. Perlu kita ingat bahwa Allah telah memberikan yang terbaik kepada setiap hambanya. Namun tentu saja kadar ujian atau rezeki yang kita terima berbeda sesuai dengan kadar kesanggupan kita. 

3. Takabur (Sombong)

Takabur adalah perasaan yang menilai diri sendiri lebih tinggi atau lebih hebat dibanding orang lain. Perilaku seperti ini umumnya muncul saat seseorang dititipkan harta, jabatan, wajah rupawan atau kepandaian dari Allah SWT. Terlebih pada zaman digitalisasi saat ini, tanpa kita sadari atau tanpa kita berniat takabur, seringkali kita menampakkan kehebatan kita di sosial media kita. Mungkin awalnya hanya sekedar membagikan keseharian kita, namun ketika ada yang memuji atau banyak yang like postingan kita. Seketika hati kita menjadi takabur dan lupa akan niat awal kita. Maka dari itu, kita perlu berhati-hati kembali untuk memilah mana yang benar-benar sepatutnya kita share atau tidak. 

4. Ujub (Merasa Soleh)

Ujub merupakan perasaan yang membanggakan diri sendiri dalam beribadah. Sebaiknya sifat ini dihindari karena dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala ibadah seseorang dan mendorong sifat sombong. Perlu diingat bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita ialah atas kehendak Allah SWT. Begitupun jika kita dapat menghindari maksiat. Hal itu bukan karena kita yang hebat ataupun kuat namun itu semua termasuk bagian dari nikmat Allah SWT. 

5. Ghadab (Pemarah)

Sifat ini dimiliki seseorang yang sulit mengontrol emosinya sehingga nalarnya tidak dapat berfungsi dengan baik. Bukan hanya dibenci oleh sesama manusia, sifat pemarah juga amat dibenci Allah SWT. Namun sifat ini sangat disukai oleh syaiton. Maka tak jarang dari yang awalnya hanya marah dapat berujung pertumpahan darah. Sebab ketika kita marah syaiton lebih mudah untuk menghasut kedalam hati kita. 

6. Ghibah (Bergunjing)

Perilaku ini sering dijumpai dalam masyarakat dan lebih dikenal dengan istilah bergosip dan membicarakan aib seseorang. Perbuatan ini harus dihindari karena bisa menimbulkan kebencian dan termasuk dosa besar. Setiap dari kita memiliki kekurangan atau kejelekan. Maka tak sepatutnya kita yang sebetulnya sama-sama jelek saling membicarakan kejelekan kita masing-masing. Bahkan diumpamakan oleh nabi seseorang yang ghibah itu seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. 


Setiap penyakit tentu ada obatnya, termasuk pada penyakit hati. Menurut Syekh Ibrahim Al-Khawash yang dikutip oleh Imam Al-Qusyairi dalam Ar-Risalatul Qusyairiyah menyebutkan bahwa ada 5 obat penyakit hati dalam Islam, sebagaimana yang tertera dalam hadits berikut ini, yang artinya: "Salah satu ucapannya (Ibrahim Al-Khawash) adalah, 'Obat hati terdiri atas lima perkara, (1) membaca Alquran disertai perenungan, (2) mengatur pola makan agar perut tidak kenyang (bisa puasa atau cara lain), (3) bangun malam (tahajud, zikir, atau amal lainnya), (4) merendahkan diri di hadapan Allah pada akhir malam, (5) bergaul dengan orang-orang shaleh."

Sementara itu, Imam Al-Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin membagi konsep penyembuhan penyakit hati menjadi dua, yaitu penyembuhan penyakit hati dengan amal-amal lahiriah (ibadah) yaitu salat, zakat, puasa, sedekah, haji, zikir, mencari rezeki yang halal, amal ma'ruf nahi munkar, dan I'tiba. Dan penyembuhan penyakit hati dengan amal-amal batiniah (akhlak-akhlak mulia) di antaranya taubat, khauf (rasa takut), zuhud, sabar, syukur, ikhlas dan jujur, tawakal, cinta Allah, rida kepada qadha, dan mengingat kematian.


Sahabat L-SIP yang dirahmati Allah SWT....

Berhati-hatilah dengan hati, hidup di dunia ini sangat singkat maka jadilah manusia yang bermanfaat. Bisa kita mulai dari membersihkan hati kita dari segala penyakit hati yang berujung maksiat. Tanamkan dalam hati kita bahwa Allah maha melihat atas segala tindakan atau bahkan perasaan hati kita yang berniat. Baik buruknya kualitas ibadah dan hubungan kita kepada sesama manusia pun berawal dari niat. Maka jadikanlah Allah SWT sebagai pengingat dan penguat disaat hatimu mulai menjauhi taat. Kebersamaan kita di L-SIP ini semoga senantiasa menjauhkan kita dari segala penyakit hati dan tentunya selalu semangat untuk menjadi manusia yang bermanfaat. ❤️

Wallahu'alam bisshowab

Syukron Jazakumullah Khoiron 🙏🏻

Penulis 

Zumrotul Marhamah 

No comments:

Post a Comment