“Satu Malam Beribu Kemuliaan”

 



Tak terasa 20 hari lebih lamanya kita sudah melaksanakan nikmatnya dan khusyuknya beribadah di Bulan suci Ramadhan, dan tinggal beberapa hari lagi kita bisa merasakan semua kenikmatan itu. Pertanyaan besarnya, apakah kita sudah maksimal dalam melakukan ibadah kita dan apakah kita mampu merasakan bagaimana nikmatnya beribadah di bulan yang sangat mulia ini? Pertanyaan ini jelas hanya pribadi masing-masing dan Allah SWT yang mampu menjawabnya.

Tahukan kita, di tengah kemuliaan bulan Ramadhan ini, Allah anugerahkan kepada kita semua sebuah malam yang sangat agung dan mulia. Bahkan dijelaskan di dalam Al-Qur’an, malam ini lebih baik daripada seribu bulan. Malam apakah itu? Malam itu adalah malam Lailatul Qadar. Malam yang begitu mulia, bahkan sampai-sampai Rasulullah SAW mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya untuk banyak beribadah, demi untuk mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar.

Lantas kapan terjadinya malam Lailatul Qadar ini? Bagaimanakah kemuliaan dan keutamaannya? Berbicara soal waktu pasti terjadinya, hanya Allah SWT yang tahu. Namun Rasulullah SAW melalui hadistnya yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari menyampaikan bahwa kita dianjurkan untuk mencarinya pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan suci ini. “ Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh hari terkahir di bulan Ramadhan”.

Tentunya untuk mendapatkan malam itu, kita membutuhkan upaya yang ekstra dan perlu bagi kita semua untuk meningkatkan intensitas ibadah kita. Karena tidak ada satupun manusia yang tahu pasti kapan malam itu terjadi. Hal ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim “Dari Aswad dari Aisyah RA ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW meningkatkan amal ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi waktu yang lain”.

Lantas apa yang menjadi kemuliaan dan keutaman malam ini? Sampai Rasulullah dan para sahabat melakukan hal itu? Menjawab pertanyaan ini, mari kita baca kembali dan pahami makna Surah AL-Qadr 1-5 berikut:

 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

 

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur

سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ

Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar

 

Berdasarkan firman diatas kita mampu melihat dan merinci, kemuliaan Malam Lailatul Qadar yang sangat mulia berikut ini:

 

1.    AL-Qur’an Diturunkan Pada Malam Kemuliaan

Sebagaimana disebutkan pada ayat pertama bahwa, Al-qur’an diturunkan pada sebuah malam kemuliaan. Begitu mulianya malam ini, Allah menurunkan sebuah kitab yang menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Sebuah kitab mulia, Allah turunkan pada malam yang begitu mulia, dan pada Rasul yang mulia. Sebagaimana dalam Firman-nya:

 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya : Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

 

Dan yang menjadi keistimewaan dalam penurunannya adalah, Al-qur’an diturunkan secara berangsur setelah sebelumnya diturunkan sekaligus atau secara lengkap. Ini berbeda dengan kitab-kitab samawi lainnya yang diturunkan secara sekaligus yaitu, injil, Taurat,  dan Zabur yang diturunkan secara langsung tanpa ansuran. Sebagaimana disebutkan dalam firmannya yaitu:

 

“ Dan Al Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur angsur agar kamu membacaranya secara perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian (QS. Al-Isra:106)

 

 

2.    Malam Yang Penuh Kemuliaan

Lailatul Qadar disebut juga sebagai malam kemuliaan, karena pada malam inilah kitab yang mulia Al-Qur’anul karim Allah turunkan melalui perantara Malaikat Jibril secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana dijelaskan diatas. Waktu terjadinya malam ini memang tidak disebutkan secara pasti baik di dalam Al-Qur’an maupun dalam hadist, Namun Rasulullah SAW menyebutkan bagaimana ciri-ciri malam itu.

 

Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas,

 

“Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda tentang (tanda-tanda) Lailatul Qadar (yaitu) malam yang mudah, indah, tidak (berhawa) panas atau dingin, matahari terbit (pada pagi harinya) dengan cahaya kemerahan (tidak terik)”. (HR. Bukhari)

 

Dan untuk waktu terjadinya apakah di 10 malam terkahir, apakah di malam ganjil saja di Bulan Ramadhan ataukah dimalam genap Allah merahasiakan hal ini. Hal ini dimaksudkan agar manusia tidak memilih milih waktu untuk giat dalam beribadah, dan lebih bersemangat lagi memaksimalkan ibadahnya khususnya pada 10 hari terkahir di Bulan Ramadhan demi untuk mendapatkan malam ini, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. dalam sabdanya :

 

“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan”.

(HR. Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)

 

3.    Malam Yang Lebih Baik Dari 1000 Bulan

Dalam Surah Al-Qadr ayat 3 dijelaskan bahwa malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Kalau kita konversikan dalam hitungan tahun maka akan setara dengan 83 tahun 4 bulan. Waktu yang begitu mulia apabila seseorang bisa mendapatkan kemuliaan malam ini . Dibalik diturunkannya surah Al-Qadar, ternyata ada kisah yang menyebabkan diturunkannya surah ini.

 

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah SAW. Pernah menyebut-nyebut seorang bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan secara terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah SWT menurunkan ayat ini (QS. AL Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam Lailatul Qadar lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al wahidi).

 

Sungguh suatu kemuliaan bagi kita semua Umat Rasulullah SAW yang diberikan kesempatan untuk bisa menemui malam Lailatul Qadar yang lebih mulia daripada 1000 bulan, meski kita tidak pernah berjihad di jalan Allah sebagaimana umat-umat terdahulu dalam menegakkan agama Allah. Sekarang, yang tinggal kita maksimalkan adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan momen ini dengan sebaik baiknya, denggan banyak beribadah, berdzikir dan memohon ampunan dari-Nya agar semua dosa yang telah kita perbuat diampuni.  Karena pada malam ini adalah sebagai momen yang sangat baik bagi kita untuk bersimpuh, dan memohon agar Allah mau mengampuni semua dosa yang telah kita lakukan. Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:

 

“ Barangsiapa salat pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau”

(HR. Imam Bukhari)

 

4.    Malaikat Turun Ke Bumi

Allah menegaskan di dalam AL-Qur’an bahwa malaikat jibril beserta seluruh malaikat akan turun ke bumi untuk menyelesaikan segala urusan. Ketika malam Lailatul Qadar, malaikat akan silih berganti turun ke bumi mengajak umat manusia kepada kebaikan. Mereka mendorong manusia untuk senantiasa berbuat baik. Mengapa para malaikat turun ke bumi? Dan sebetulnya urusan apa yang dikerjakan? Jawabannya karena pada malam itu, ada hamba-hamba Allah yang sangat mulia. Yang Allah istimewakan pada malam itu, yaitu mereka yang menghabiskan malam Lailatul Qadar  dengan banyak beribadah kepada Allah. Mereka ada yang menghabiskan malam itu dengan membaca AL-Qur’an, ada juga yang menegakkan shalat malam, dan ada juga yang bersimpuh dan menangis memohon agar semua dosanya diampuni.

 

Dan suatu ketika Rasulullah SAW pernah membocorkan amalan istimewa lainnya pada malam Lailatul Qadar. Hal ini diungkapkan Rasulullah SAW saat Aisyah bertanya padanya. Nabi Muhammad SAW menjawab “Wahai Aisyah, jika engkau merasakan malam Lailatul Qadar, maka bacalah kalimat do’a,

 

 “Allahumma innaka ‘Aufuwwun Tuhibbul ‘Afwa Fa’fu’anni”

Artinya: Ya Allah Engkau Maha Pemaaf, Maka Maafkan Saya

 

5.    Malam Yang Penuh Kesejahteraan Dan Keberkahan

Malam Lailatul Qadar akan menjadi sebuah malam yang terasa sejahtera dan penuh kedamaian bagi mereka yang mampu memaksimalkan dengan baik. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Qadar ayat ke 5 yang artinya “ Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar. Bukan hanya malam itu yang akan terasa penuh dengan kedamaian, namun orang yang mendapatkan Lailatul Qadar pun akan mendapat kesejahteraan. Seseorang yang mendapat Lailatul Qadar mempunyai ciri-ciri yang melekat pada dirinya. Ciri yang pertama kebaikannya akan terus meningkat dalam kehidupan sehari hari setelah Ramadhan. Dan ciri yang kedua adalah, hatinya dan perilakunya penuh dengan kedamaian bagi diriya maupun bagi orang lain.

 

Demikianlah, beberapa kemuliaan Malam Lailatul Qadar yang dapat saya jelaskan. Semoga dapat memotivasi kita semua untuk bisa memaksimalkan sisa Ramadhan ini. Kita semua perlu ingat bahwa, jangan pernah menjadikan Ramadhan sebatas momen, momen bagi kita untuk memperbanyak ibadah. Namun jadikan Ramadhan ini sebagai proses bagi kita untuk meningkatkan dan mengistiqomahkan seluruh ibadah kita, agar nantinya setelah Ramadhan selesai kita akan tetap mampu melaksanakannya tanpa harus menunggu momen Ramadhan. Karena sesunggunya amalan yang Allah cintai adalah amalan yang kontinu meski hanya sedikit. Dari Aisyah Radhiyalahu’anha beliau mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

 

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah amalan yang kontinu meski sedikit”

 

Tetap semangat kawan untuk memperbaiki diri dan mengajak orang lain pula dalanm bersama-sama berbuat kebaikan. Terimakasih...


PEMENANG LOMBA MILAD L-SIP

JUARA PERTAMA

By : Bayu Prasetio

Universitas Lampung


No comments:

Post a Comment