EFEK DOMINO PILIHAN



        Pernah gak sih kita bertanya-tanya, kenapa banyak orang yang sepertinya (padahal bener) menyia-nyiakan Lailatul Qadar, padahal sudah ada spoilernya dan kita yakin mereka juga membacanya?. Jawabannya hanya satu, yaitu kurang latihan. Kalian pernah nonton tayangan olahraga?. Sepak bola misalkan, baik Liga ataupun Piala Daerah (Benua atau Dunia)?. Kira-kira yang ada di benak kalian pemenang itu bisa dicapai hanya dengan bakat?. Yaa gak lah, mereka juga latihan keras rutin dan konsisten sampai mereka terbiasa melakukan apa yg seharusnya dilakukan pemenang.


            Oke, kalau olahraga atau lomba nyata mungkin kita gak lihat proses latihannya. Kita beralih ke hal lain, pernah nonton anime Captain Tsubasa?. Apa yang dilakukan Tsubasa untuk menguasai Drive Shoot?. Apa yang dilakukan Tsubasa untuk menguasai Overhead Shoot?. Betul, latihan berkali-kali menendang selendang merah yang diikat di gawang dan terusmenerus mencoba mengenainya. Atau kita beralih ke partner sekaligus rivalnya yaitu Hyuga?. Apa yang dilakukan Hyuga untuk menguasai Tiger Shoot?. Yap betul, latihan menendang di pantai terus menerus mencoba menembus ombak. 


             Berbicara tentang bakat dan latihan, saya jadi inget buku berjudul Mindset karya Carol S. Dweck (2019). Dalam buku tersebut Dweck menjelaskan bahwa manusia pada umumnya memiliki kesempatan yang sama (kecuali pada kasus tertentu seperti kelainan dan sejenisnya), apa yang disebut sebagai ‘bakat’ merupakan proses pembelajaran jangka panjang yang dilakukan seseorang tersebut melalui informasi yang didapat melalui indera dari kebiasaan lingkungannya pada waktu kecil (bayi, balita dan seterusnya). Bakat tersebut seiring berjalannya waktu dapat dipertajam melalui pola pikir (mindset), latihan dan pengulangan. Waduh berat bener nih pembahasannya, hehe. Intinya tidak ada yang namanya ‘bakat’ yang muncul dari orok (bayi) langsung punya bakat, semuanya ‘bakat’ pasti didapat melalui pembelajaran, latihan, dan pengulangan. 

        Lihat, dari contoh itu kita dapat menyimpulkan bahwa kemenangan tidak diperoleh hanya dari bakat, namun dengan latihan rutin dan konsisten. Lalu apa hubungannya dengan Lailatul Qadar, yang kata spoilernya (Al-Qur’an) bilang malam yang lebih baik dari 1000 bulan?. Jawabannya, seperti halnya kemenangan pertandingan yang diperoleh dengan latihan, pun juga dalam mendapatkan Lailatul Qadar sebagai hadiah istimewa juga perlu adanya latihan. Karena, terkadang kita malah mewajarkan sesorang di sekitar kita yang rutin melakukan amalan-amalan di waktu malam.


 “aahh… dia ma wajar, kan dia ma lulusan pondok”

 “aahh… dia ma wajar, keluarganya/orangtuanya juga sholih, sholihah” 

“ahhh… dia ma wajar, bla bla bla…” (capek ehh nyari alasan-alasan lain, maklum gak biasa beralasan soalnya, *ehh) 


        Alasan mulu, yea pokoknya kita kudu latihan. Melalui malam-malam sebelumnya kita perlu latihan secara rutin dan konsisten. Melalui latihan tersebut terbentuklah sebuah kebiasaan. Sehingga kita dapat memprediksi bahwa orang-orang yang terbiasa mengisi malammalam ramadhan dengan nonton drama Korea, main game, ngelive IG sampai tengah malam, ngevlog, main tiktok, maka sudah bisa diperkirakan bahwa mereka akan mengisi Lailatul Qadar juga dengan hal yang tidak jauh dari hal semacam itu. Pun juga jika kita terbiasa mengisi malam-malam ramadhan dengan sholat malam, tilawah Al-Qur'an, mendengarkan kajian, mengupdate ilmu dengan membaca buku-buku keislaman, termasuk mungkin buku tentang pernikahan (*ehh itu ma saya, hehe), maka kita juga akan terbiasa dan mempunyai kesempatan yang besar untuk mendapatkan Lailatul Qadar dengan amal-amalan itu. 

        Semua itu pilihan kita, karena hidup adalah pilihan. Walau kita juga mengetahui bahwa Lailatul Qadar adalah sebuah keniscayaan yang pasti akan kita dapatkan. Ada seorang sholih yang mengatakan bahwa Lailatul Qadar itu bagaikan hujan, dan amalan kita adalah bejananya. Semakin banyak amalan kita maka semakin besar pula bejananya. Entah itu sebesar sendok, gelas, ember, bak, kolam, atau wadah semisal lainnya. 


    Maka seyogyanya tidak usahlah khawatir wahai saudaraku, Allah tidak akan menyianyiakan amalan sekecil apapun bahkan yang sebesar biji sawi sekalipun (QS. Al-Zalzalah: 7). Jadi, tenang saja, kita semua akan mendapatkan Lailatul Qadar kita masing-masing, tinggal bagaimana kita maunya dapat segimana, mau sebesar sendok, gelas, ember, bak, kolam, danau, atau yg lainnya, semuanya pilihan kita. Karena hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan ada konsekuensinya.

 

    Pernah denger gak istilah efek domino?. Kalau belum pernah nih saya kutip dari Wikipedia. Efek domino atau reaksi berantai adalah sebuah efek kumulatif yang dihasilkan saat satu peristiwa menimbulkan serangkaian peristiwa serupa. Sehingga tanpa kita sadari kita dapat menyimpulkan bahwa kepribadian dan tujuan akhir dari kehidupan merupakan efek domino dari pilihan untuk latihan. Tiadalah seorang ahli ibadah dikarenakan bakatnya beribadah tanpa adanya latihan dan kekonsistenan, tiadalah seorang ahli ilmu dikarenakan kecerdasan tanpa adanya latihan dan pengulangan pelajaran. Oleh karena itu, yuk mulai rutin latihan, agar dari latihan tersebut tumbuh kebiasaan, dan dari kebiasaan tersebut tumbuh menjadi kepribadian. Melalui kepribadian tersebut kita dapat mencapai tujuan tertinggi dari kehidupan, yaitu akhir yang baik dari kematian. 

PEMENANG LOMBA MILAD LSIP

JUARA KEDUA 

by : Agus lamani

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

No comments:

Post a Comment