WAHAI GENERASI MUDA: JATUH CINTA ADALAH FITRAH




Saat ini, perbuatan yang mendekati zina dianggap normal oleh hampir sebagian besar masyarakat. Dengan memanfaatkan media sosial, fenomena pacarana dengan mudah menyebar. Generasi muda mudah terprovokasi, mudah mengikuti, mudah menjadikan tontonan sebagai tuntunan. Keinginan untuk menjadi sama dengan orang lain membuat generasi muda tidak menyiapkan landasan yang benar (sesuai syari’at). 

Rasa cinta yang dirasakan oleh generasi muda sebenarnya adalah fitrah dari Allah swt. Artinya, Allah menganugerahkan rasa cinta itu kepada manusia agar manusia memiliki kasih sayang kepada makhluk yang Allah ciptakan di muka bumi ini. Makna cinta di sini sering kali hanya ditujukan pada lawan jenis saja. Padahal rasa cinta itu, bisa manusia curahkan kepada Allah swt., Rasulullah saw., orang-orang alim, orang tua, keluarga, dan lain sebagainya sehingga rasa cinta tersebut dapat meningkatkan ketakwaan pada Allah swt. Cinta itu fitrah dari Yang Maha Suci dan harus tetap suci. Tapi saat ini, generasi muda mengekspresikan fitrah ini dengan perbuatan-perbuatan yang dilarang sehingga menimbulkan dampak lain seperti hamil di luar nikah yang beritanya ada di mana-mana. Seperti yang dilaporkan Data Komnas Perempuan menyebutkan, di tahun 2021 sebanyak 59.709 anak terpaksa menikah karena mayoritasnya sudah hamil di luar nikah, di mana angka tersebut naik 7 kali lipat dari tahun 2016 (mpr.go.id, 2023). Dikutip dari Kompas.com bahwa berdasarkan data Pengadilan Agama Ponorogo, 125 pemohon dispensasi nikah dini dikabulkan karena alasan hamil dan melahirkan. Pengadilan juga mengabulkan 51 anak yang memohon disensasi kawin dengan alasan pacaran. Total 176 pengajuan disensasi nikah dini yang dikabulkan (Al Alawi, 2023). Selanjutnya, dikutip dari Kompas.com bahwa terdapat 467 anak di Majalengka ajukan dispensasi nikah, dan dari angka tersebut 50 persennya karena hamil di luar nikah (kompas.com, 2022).

Larangan mendekat zina sudah tercantum dalam QS. Al Isra ayat 32:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”.

Mendekati saja tidak boleh, apalagi melakukan perbuatan zina. Larangan tersebut bukan tanpa alasan tapi dapat dijelaskan dalam ilmu pengetahuan. Dikutip dari The Art of Charm menyatakan bahwa ketika tertarik kepada orang lain, secara otomatis bagian otak bernama reseptor opioid aktif, yaitu akan mudah terpikat dengan hal-hal lain yang ada pada seseorang itu. Jika tidak dikelola dengan baik, maka otak akan meminta lebih yaitu ingin selalu berada di dekat lawan jenis karena di tahap ini tubuh menghasilkan hormon adrenalin, norepinefrin, dan dopamin. Ketiga hormon itu akan memunculkan perasaan gembira dan antusias yang berlebihan. Ketika dekat dengan lawan jenis otak juga akan memperoduksi hormon Oxytocin yaitu hormon yang membantu meningkatkan rasa nyaman ketika berada di dekat orang yang dicintai. Itulah mengapa terkadang orang yang sedang jatuh cinta selalu ingin bertemu dengan orang yang dicintai. Selanjutnya, ketika berhasil dekat dengan orang yang dicintai, otak akan membacanya sebagai bentuk kenikmatan karena ketika bersama orang yang dicintai, peredaran darah meningkat menuju nucleus akumben (salah satu bagian otak). Semakin hari reaksi kimiawi di dalam otak semakin kompleks. Ketika benar-benar tenggelam dalam cinta, kadar zat seperti serotonin akan berkurang. Ketika serotonin berkurang dan dibarengi dengan meningkatnya hormon adrenalin dan norepinefrin maka hormon inlah yang pada akhirnya meningkatkan gairah seksual (Redaksi Halodok, 2018). Itulah sebabnya kita dilarang oleh agama untuk mendekati zina, karena dengan mendekati akan membuka celah-celah selanjutnya yang membahayakan generasi muda. 

Generasi muda harus mampu mengelola perasaan cinta yang hadir, menjaganya, dan tidak membiarkannya mendekati perbuatan zina. Cinta berasal dari Yang Maha Suci dan harus dijaga agar tetap suci. Cara yang bisa dilakukan oleh generasi muda bisa menjaga cinta agar tetap suci yaitu:

  1. Memahami bahwa Jatuh Cinta adalah Ujian

Kita harus mampu mengelola rasa cinta itu, karena rasa cinta pada lawan jenis merupakan ujian dari Allah swt. Allah ingin melihat seberapa taat kita pada-Nya. Apakah akan luluh dengan perasaan itu, atau tetap teguh dengan ketaatan. Segala yang dihadirkan Allah di dunia ini adalah ujian. Ujian itu bisa berupa kebahagiaan maupun kesedihan. Jika cinta yang bukan karena Allah memberikan rasa bahagia, yakinlah bahagianya hanya sementara. Karena tujuan dari ujian itu ketaatan dan kebahagiaan yang abadi. Bukan kebahagiaan sementara dan membuatmu jauh dari-Nya. Apakah kamu rela menukarkan kebahagiaan yang Allah janjikan dengan sesuatu yang bersifat sementara? 

  1. Selalu Mengingat Allah

Ketika jatuh cinta, kita akan dirundung kegelisahan, pengharapan-pengharapan yang bukan pada Allah sehingga hati yang berhaap bukan pada-Nya akan menjadi tidak tenang. Hendaklah kita banyak mengingat Allah dengan perbanyak istighfar.

“Hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang” (QS. Ar-Rad:28).

  1. Stop Aktivitas yang Membuat Galau

Jika memang kita bersungguh-sungguh untuk tidak larut dalam percintaan, maka kita juga harus bersungguh-sungguh menghindari aktivitas yang membuat kita semakin larut dalam perasaan. Hindari stalking. Stalking akan membuat kita terus mengingatnya. Kurangi mendengarkan lagu-lagu galau, karena lagu-lagu galau akan memberikan suasana galau pada hati. Stop scroll konten-konten yang membuat kita semakin galau. Mulailah melakukan aktivitas yang produktif, bukan larut bersama perasaan yang membuat kita semakin pasif.

  1. Menjaga Pandangan

Dalam islam, Allah sudah mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan. Karena godaan syaitan bisa melalui mana saja salah satunya yaitu dari pandangan mata. Maka hendaknya kita menundukkan pandangan agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’”.

  1. Jangan Berlebihan

Sesuatu yang berlebihan itu tidak disukai oleh Allah. Tempatkanlah cinta yang paling utama hanya kepada Allah dan Rasul-Nya karena perasaan manusia bisa berubah kapan saja, sedangkan cinta Allah kepada hamba-Nya tidak akan pernah berubah. Jika perasaan itu terlalu berlebihan, maka akan sangat sakit ketika dicampakkan. Sedangkan cinta Allah, cinta Allah tidak akan pernah mengecewakan. Jadikanlah Allah sebagai sandaran ternyaman di antara banyaknya kepalsuan. 

  1. Sibukkan Diri dengan Kegiatan Positif

Agar tidak selalu memikirkan hal-hal yang belum waktunya lebih baik mempersiapkan dan mengerjakan sesuatu yang menambah value diri kita. Sibukkan dengan kegiatan yang positif sesuai dengan yang kamu suka atau yang melakukan sesuatu yang sedang kamu jadikan tantangan, misalnya: menulis, membuat konten, ikut-ikut lomba, ikut kajian-kajian, dan lain sebagainya.

  1. Miliki Teman/Komunitas

Milikilah teman atau komunitas yang akan mendekatkan kita kepada Allah. Memberikan kita nasihat yang sesuai syari’at. Ketika kita memiliki teman atau komunitas yang menjunjung nilai agama, maka akan semakin mudah kita menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Namun, jika kita berada di komunitas yang melumrahkan pacaran, maka akan lebih sulit bagi kita untuk menjauhi pacaran tersebut.

  1. Mengingat Kematian

Terkadang generasi muda terbuai oleh kehidupan dunia. Padahal apa pun yang ada di dunia ini adah fana atau sementara termasuk cintanya manusia yang bukan karena Allah. Semuanya akan dimintakan pertanggungjawaban, termasuk perasaan cinta. Dengan mengingat kematian, maka kita akan semakin memperbaiki diri, agar kembali pada Allah dalam keadaan baik (husnul khotimah).

  1. Menikah

Menikah merupakan salah satu cara untuk menjaga kesucian cinta. Menikah merupakan hubungan yang mengikat antara laki-laki dan perempuan untuk menjalin hubungan yang halal (diperbolehkan) oleh agama. Dengan menikah, akan terhindar dari perzinahan.  Namun, untuk menikah harus memiliki bekal yang cukup seperti ilmu, kemampuan finansial, dan mental. Karena nikah bukan hanya tentang percintaan, tapi cinta adalah tanggung jawab. Tanggung jawab untuk meraih tujuan hidup yaitu beribadah. Dan ibadah merupakan bekal yang akan dibawa pada alam yang kekal. Maka, agar lebih semangat dalam beribadah dibutuhkan seseorang yang dengan bersamanya kita semakin semangat untuk taat.

Jika memang kita merasa menderita dengan banyaknya aturan, maka bersyukurlah karena kita menderita untuk alasan yang benar, lillahita’ala. Dan jangan meragukan takdir Allah, dalam hadist riwayat Muslim, Nabi saw. Bersabda “Allah telah menuliskan takdir untuk kita bahkan 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi”. Jadi, tidak usah tergesa-gesa apalagi dengan cara yang melanggar syari’at agama. Ingat kata Ali bin Abi Tholib “Apa yang ditakdirkan untukmu tidak akan pernah melewatkanmu”. 

Maka untuk saat ini, jangan sibuk mencari, tapi sibuklah menjadi. Menjadi baik, agar kelak dipertemukan dengan seseorang yang baik juga agamanya. Seperti yang Allah janjikan dalam QS. An Nur ayat 26 yang artinya “….perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik…”. Maka mulai sekarang, perbaiki diri. Jangan sampai generasi muda rusak hanya karena tidak bisa mengelola rasa cinta. Memang tidak mudah mengelola rasa cinta, namun jika di dunia ini semua ditakdirkan mudah, apakah masih ada manusia yang terus berusaha? Tentunya tidak. Jadilah mujahid untuk memerangi hawa nafsu (mujahadah an-nafs) karena nafsu merupakan musuh terbesar bagi umat manusia. Beberapa caranya yaitu dengan pembahasan yang sudah dijelaskan seperti: Memahami bahwa Cinta adalah Ujian, Mengingat Allah, Stop Aktivitas yang Membuat Galau, Menjaga Pandangan, Jangan Berlebihan, Miliki Teman/Komunitas yang Taat, Mengingat Kematian, dan Menikah. Semua itu kita lakukan agar cinta tetap terjaga kesuciannya. Sekali lagi, idak ada yang salah dari jatuh cinta, karena cinta anugerah dari Allah. Namun, perilaku yang mengotori cinta adalah perbuatan yang salah karena dilarang oleh Allah swt. Semoga kita semua terhindar dari perbuatan yang tidak Allah ridhai.

Wallahu’alam bisshowab

Penulis : Ira Ardila





Referensi

Al Alawi, M. (2023, January 17). 125 Anak di Ponorogo Hamil di Luar Nikah dan Ajukan Dispensasi Nikah Dini, Bupati: Lebih Rendah Dibanding Daerah Lain Kompas.Com. https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/17/105442478/125-anak-di-ponorogo-hamil-di-luar-nikah-dan-ajukan-dispensasi-nikah-dini

kompas.com. (2022, November 9). 467 Anak di Majalengka Ajukan Dispensasi Nikah, 50 Persen karena Hamil. Kompas.Com. https://bandung.kompas.com/read/2022/11/09/165306078/467-anak-di-majalengka-ajukan-dispensasi-nikah-50-persen-karena-hamil

mpr.go.id. (2023). Apresiasi Nikah di KUA, HNW Kritisi Usulan BKKBN dan Ingatkan Bahaya Melonjaknya Kasus Hamil Di Luar Nikah. Mpr.Go.Id/Berita. https://www.mpr.go.id/berita/Apresiasi-Nikah-di-KUA,-HNW-Kritisi-Usulan-BKKBN-dan-Ingatkan-Bahaya-Melonjaknya-Kasus-Hamil-Di-Luar-Nikah

Redaksi Halodok. (2018). Benarkah Perasaan Cinta Hanya Permainan Hormon Semata? Halodoc.Com. https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-perasaan-cinta-hanya-permainan-hormon-semata









No comments:

Post a Comment